Melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani.
Keramaian ruang tunggu airport bandara Polonia, di Medan menjelang liburan sekolah merupakan waktu yang tepat bagi saya untuk melatih Josh, anak saya yang baru berumur 4 tahun (2011) agar memiliki sikap mandiri dan berani. Pesawat yang akan membawa kami menuju Jakarta ternyata harus delay selama 50 menit dari waktu yang telah ditentukan. Kesempatan itu segera saya manfaatkan untuk melatih Josh dengan memintanya menjaga barang-barang bawaan kami dan dirinya sendiri. "Papa pergi ke toilet dulu ya, tolong Josh jaga semua barang kita dan tunggu papa kembali, ok?" demikian kataku kepadanya. Ia hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Saya segera meninggalkannya menuju toilet. Ketika keluar dari toilet, saya mencari tempat duduk yang agak jauh dari tempat duduk semula, namun tempat itu cukup jelas untuk memantau apa yang sedang dilakukan dan dialami oleh Josh.
Saya membiarkan dia sendirian selama kurang lebih 30 menit. Sebenarnya saya ingin membiarkan ia lebih lama lagi, namun matanya menangkap keberadaan saya di tempat itu, dan ia segera melambaikan tangannya, seakan berkata "hai, papa..." sambil tersenyum-senyum. Karena saya sudah ketahuan dari tempat "sembunyi" saya, maka saya beranjak dari tempat duduk itu mendekati dia dan segera bertanya kepadanya,"Bagaimana Josh selama papa pergi? Apakah Josh ada rasa takut?" Dia menjawab saya dengan wajah tersenyum, "Tidak papa. Josh tidak takut." "Bagus" demikian kata saya.
Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani" atau klik Read More di bawah ini .....................