Thursday, June 8, 2017

Pelajaran renang, kebutuhan atau sekedar sarana popularitas sekolah?

Pelajaran renang, sebuah kebutuhan atau sekedar "trend" untuk meningkatkan popularitas sebuah sekolah ?

Dalam dunia pendidikan saat ini, dengan mudah orang tua dapat menemukan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh sebuah lembaga pendidikan yaitu sekolah. Mulai dari kurikulum "plus", sarana prasarana yang "wah" dan tenaga pengajar yang "super". Ada yang menamakan dirinya sekolah plus dan ada juga yang menyampaikan standar sekolahnya sebagai sekolah international. 
Hampir semua sekolah tidak lagi malu-malu untuk menginformasikan berbagai kelebihan yang dimilikinya dibanding dengan sekolah lain. Setiap akhir tahun pelajaran, berbagai iklan tentang sebuah sekolah ramai menghiasi halaman-halaman media massa, bahkan sampai media eletronik. Hal ini memang lebih banyak terjadi pada sekolah-sekolah di kota besar, namun tidak berarti sekolah di tingkat kotamadya dan kabupaten tidak melakukan hal ini. Hanya saja, mungkin kualitas dan kuantitas informasi disajikan lebih sederhana.
Dalam tulisan ini, saya tergerak untuk menyoroti masalah pelajaran renang dan sarana kolam renang yang dimiliki oleh sekolah tertentu. Pemikiran yang ingin dicapai adalah apakah pelajaran renang bagi anak usia dini memiliki manfaat dan perlu diterapkan dalam kurikulum sekolah ?.

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Pelajaran renang, kebutuhan atau sekedar sarana popularitas sekolah?" atau klik Read More di bawah ini ..................... 

Tuesday, June 6, 2017

Menyusun puzzle kehidupan anak kita.

MENYUSUN PUZZLE KEHIDUPAN ANAK KITA.
Mata saya terus mengikuti apa yang sedang dikerjakan oleh putra kami. Saya memperhatikan mimik wajah Josh yang selalu berubah takkala ia mengambil potongan demi potongan puzzle yang sedang ia susun. Tangannya yang kecil berusaha keras mencocokkan setiap potongan puzzle tersebut dengan gambar yang disediakan dalam buku cerita dipegangnya. Mata dan seluruh organ tubuhnya difokuskan untuk menyelesaikan susunan puzzle tersebut. Berbagai reaksi timbul selama ia mengerjakan puzzle tersebut, ada kalanya ia frustasi dan berkata dengan suara keras, "Bagaimana ini?", namun ada kalanya ia tersenyum ketika potongan demi potongan puzzle dapat ia letakkan tepat pada tempatnya. 
Melihat apa yang sedang dilakukan oleh anak kami, Josh, saya mulai memikirkan kondisi dan peran kita sebagai orangtua bagi anak-anak kita. Mungkin apa yang sedang dikerjakan oleh Josh dapat memberikan kepada kita gambaran mengenai tugas dan tanggung jawab kita sebagai orangtua. Saya mulai membandingkan antara menyusun potongan puzzle dengan mendidik dan membesarkan anak kita di jaman post millenium ini. Kita seakan-akan sedang berusaha menyusun potongan puzzle kehidupan anak kita. Saya memikirkan bahwa Allah telah menetapkan rencana yang terbaik dan terindah bagi anak kita. Hal ini juga berlaku bagi diri kita.

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Menyusun puzzle kehidupan anak kita" atau klik Read More di bawah ini .....................