Sunday, December 24, 2017

Christmas Blessing from Sekolah Untuk Orangtua

Christmas Blessing from SEKOLAH UNTUK ORANGTUA.


Everybody in this world loves Christmas season. Some of them love it because it’s a long holiday and they can have a lot time to be spent with their families and get a break time from their job. Some of them love it because it’s the time for big sales.  Perhaps they can buy their favorite items at cheap prices.  Yet others may love it because they associate it with the time remind themselves of the real love God bestowed upon them through Jesus Christ. Let us hope that as believers, all of us love Christmas because of this last reason. God came to this world through Jesus Christ’s incarnation. The baby Jesus came to redeem our lives by dying on the cross. Christmas is about God’s love in our lives. We were given the good news of great joy of knowing that He gave His only Son who was born and who died in the cross to save our lives from the darkness of this world, and He has set us free from evil.
With all this grace afforded to us, this Christmas time, we pray to God in Jesus Christ so that you may have good health, a heart full of joy and God’s blessings at all times. May the grace of our Lord Jesus Christ, the love of God, and the fellowship of the Holy Spirit be with you all. Thank’s for our relation, cooperation and love at 2017. Gbu.
Syalom,

Rev. DR. Peter Lau., D.Th
Yulianawati, S.E.,M.Ed.

Saturday, November 25, 2017

Untukmu, Para Pahlawan Pendidikan


UNTUKMU,PARA PAHLAWAN PENDIDIKAN !

Jam pelajaran telah usai, namun tidak seorangpun bergerak dari tempat duduknya. Semua enggan pergi dari tempat itu. Bukan karena udara sejuk pagi menjelang siang, bukan karena “sudah duduk lupa berdiri”, dan bukan karena indahnya pemandangan alam sekitar, namun karena Dia, Sang Guru yang demikian mempesona dalam pengajaranNya. Semua mata memandang sang Guru dengan tatapan mengharap Dia lebih banyak lagi berkata-kata. Sungguh, setiap ucapanNya mendatangkan kedamaian dan ketenangan bagi sanubari. Setiap kali sebuah ucapan keluar dari mulutNya, mendatang berkat bagi yang mendengarNya. Dia, Sang Guru Agung dicatat sebagai seorang guru yang mengajar dengan penuh kuasa, tidak seperti para tokoh agama, yang mengajar namun tidak hidup dalam pengajaran tersebut.
Adakah kita sebagai guru dapat mempesona setiap murid kita, sebuah pesona karena pengajaran dan ucapan yang selalu mendatangkan berkat bagi setiap mereka?

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Untukmu, Para Pahlawan Pendidikan" atau klik Read More dibawah ini ..................... 

Wednesday, October 18, 2017

Fondasi & Filosofi Pendidikan Kristen dengan Metode Montessori.

PERBANDINGAN FONDASI DAN FILOSOFI PENDIDIKAN KRISTEN DENGAN METODE MONTESSORI
(Suatu tinjauan praktis filosofis)
 
Yulianawati, SE., M.Ed.
 
     
Seorang pendidik Kristen, terkadang hanyut dengan berbagai filosofi dan metode pendidikan yang ada saat ini, sehingga akhirnya menjadi bingung harus menggunakan filosofi dan metode mana yang tepat untuk mengajar setiap anak didiknya di sekolah.
   Teaching clinic ini bertujuan untuk membandingkan dan memeriksa apakah filosofi dari metode Montessori yang digunakan pada jenjang pendidikan TK (Taman Kanak-Kanak) sesuai dan sejalan dengan filosofi pendidikan Kristen yang seharusnya. Urgensitas kebutuhan untuk melihat filosofi metode tersebut dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa spiritual dalam filosofi (spiritual core) akan menghasilkan cara pandang (worldview), cara pandang akan menghasilkan budaya (culture), dan budaya akan menghasilkan perilaku & kebiasaan (habits and customs).[1] Artinya, sebuah filosofi dalam pengajaran akan membentuk perilaku dan kebiasaan cara seorang guru mengajar. Berdasarkan kepentingan inilah, kita perlu memahami arti sesungguhnya kata filosofi.    

Pengertian Filosofi
Kata  "philosophy" berasal dari bahasa Yunani φιλοσοφία (philosophia), yang literary berarti "love of wisdom" (kecintaan akan kebijaksanaan)[2] atau dapat juga didefinisikan sebagai: sebuah pencarian akan kebenaran dan prinsip keberadaan (what is the ultimate reality?), sebuah pencarian akan pengetahuan (what can be known and how?), sebuah pencarian akan prilaku manusia (how ought we to live?).[3]

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Fondasi dan Filosofi Pendidikan Kristen dengan Metode Montessori" atau klik Read More di bawah ini .....................  

Monday, September 4, 2017

Peter Lau's Life Quotes

Quote for Teacher and Parent : 
Let every single of our breath, dedicated to encourage our child and this generation.                    
                                                                                                                      Peter Lau, 30 Juli 2017

Monday, August 14, 2017

Melatih anak-anak kita menjadi anak yang sopan.

MELATIH ANAK-ANAK KITA MENJADI ANAK YANG SOPAN.

Saya berpikir dengan keras. Apa yang salah? atau lebih tepatnya, siapa yang salah?. Siang itu, saya mendengar seorang anak remaja berteriak dengan sangat keras kepada orangtuanya. Nada marah tanpa peduli lagi etika kesopanan dan perkataan yang emosional demikian mudah keluar dari mulut sang anak. Sekilas, saya membayangkan wajah merah padam menghiasi sang pemilik teriakan tersebut. Helaan nafas yang berat terhembus melalui saluran pernafasan saya ketika menyaksikan peristiwa yang demikian. Sungguh, sikap yang sangat tidak sopan dari seorang anak kepada orangtuanya. Saya memang tidak tahu apa persoalan yang sedang terjadi, namun saya percaya, bagaimanapun kesalahan orangtua, kita tetap harus menghormati dan bersikap sopan kepada mereka. Berbicara mengenai sikap orangtua, saya pribadi memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan. Namun di hari ini, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa apapun yang telah terjadi, misalnya ketidakbijakan dan cara-cara yang salah dalam proses pendidikan dari orangtua terhadap saya, ataupun ketidakmampuan orangtua menunjukkan kasihnya, saya berprinsip bahwa kita tetap harus menghormati dan bersikap sopan dengan mereka. Sebagaimana Firman Tuhan  memberikan perintah, "Hormatilah ayah dan ibumu." (Keluaran 20:12)

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Melatih anak-anak kita menjadi anak yang sopan" atau Read More di bawah ini ..................... 

Wednesday, July 5, 2017

Melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani.

Melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani.

Keramaian ruang tunggu airport bandara Polonia, di Medan menjelang liburan sekolah merupakan waktu yang tepat bagi saya untuk melatih Josh, anak saya yang baru berumur 4 tahun (2011) agar memiliki sikap mandiri dan berani. Pesawat yang akan membawa kami menuju Jakarta ternyata harus delay selama 50 menit dari waktu yang telah ditentukan. Kesempatan itu segera saya manfaatkan untuk melatih Josh dengan memintanya menjaga barang-barang bawaan kami dan dirinya sendiri. "Papa pergi ke toilet dulu ya, tolong Josh jaga semua barang kita dan tunggu papa kembali, ok?" demikian kataku kepadanya. Ia hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Saya segera meninggalkannya menuju toilet. Ketika keluar dari toilet, saya mencari tempat duduk yang agak jauh dari tempat duduk semula, namun tempat itu cukup jelas untuk memantau apa yang sedang dilakukan dan dialami oleh Josh. 
Saya membiarkan dia sendirian selama kurang lebih 30 menit. Sebenarnya saya ingin membiarkan ia lebih lama lagi, namun matanya menangkap keberadaan saya di tempat itu, dan ia segera melambaikan tangannya, seakan berkata "hai, papa..." sambil tersenyum-senyum. Karena saya sudah ketahuan dari tempat "sembunyi" saya, maka saya beranjak dari tempat duduk itu mendekati dia dan segera bertanya kepadanya,"Bagaimana Josh selama papa pergi? Apakah Josh ada rasa takut?" Dia menjawab saya dengan wajah tersenyum, "Tidak papa. Josh tidak takut." "Bagus" demikian kata saya.

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani" atau klik Read More di bawah ini .....................

Thursday, June 8, 2017

Pelajaran renang, kebutuhan atau sekedar sarana popularitas sekolah?

Pelajaran renang, sebuah kebutuhan atau sekedar "trend" untuk meningkatkan popularitas sebuah sekolah ?

Dalam dunia pendidikan saat ini, dengan mudah orang tua dapat menemukan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh sebuah lembaga pendidikan yaitu sekolah. Mulai dari kurikulum "plus", sarana prasarana yang "wah" dan tenaga pengajar yang "super". Ada yang menamakan dirinya sekolah plus dan ada juga yang menyampaikan standar sekolahnya sebagai sekolah international. 
Hampir semua sekolah tidak lagi malu-malu untuk menginformasikan berbagai kelebihan yang dimilikinya dibanding dengan sekolah lain. Setiap akhir tahun pelajaran, berbagai iklan tentang sebuah sekolah ramai menghiasi halaman-halaman media massa, bahkan sampai media eletronik. Hal ini memang lebih banyak terjadi pada sekolah-sekolah di kota besar, namun tidak berarti sekolah di tingkat kotamadya dan kabupaten tidak melakukan hal ini. Hanya saja, mungkin kualitas dan kuantitas informasi disajikan lebih sederhana.
Dalam tulisan ini, saya tergerak untuk menyoroti masalah pelajaran renang dan sarana kolam renang yang dimiliki oleh sekolah tertentu. Pemikiran yang ingin dicapai adalah apakah pelajaran renang bagi anak usia dini memiliki manfaat dan perlu diterapkan dalam kurikulum sekolah ?.

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Pelajaran renang, kebutuhan atau sekedar sarana popularitas sekolah?" atau klik Read More di bawah ini ..................... 

Tuesday, June 6, 2017

Menyusun puzzle kehidupan anak kita.

MENYUSUN PUZZLE KEHIDUPAN ANAK KITA.
Mata saya terus mengikuti apa yang sedang dikerjakan oleh putra kami. Saya memperhatikan mimik wajah Josh yang selalu berubah takkala ia mengambil potongan demi potongan puzzle yang sedang ia susun. Tangannya yang kecil berusaha keras mencocokkan setiap potongan puzzle tersebut dengan gambar yang disediakan dalam buku cerita dipegangnya. Mata dan seluruh organ tubuhnya difokuskan untuk menyelesaikan susunan puzzle tersebut. Berbagai reaksi timbul selama ia mengerjakan puzzle tersebut, ada kalanya ia frustasi dan berkata dengan suara keras, "Bagaimana ini?", namun ada kalanya ia tersenyum ketika potongan demi potongan puzzle dapat ia letakkan tepat pada tempatnya. 
Melihat apa yang sedang dilakukan oleh anak kami, Josh, saya mulai memikirkan kondisi dan peran kita sebagai orangtua bagi anak-anak kita. Mungkin apa yang sedang dikerjakan oleh Josh dapat memberikan kepada kita gambaran mengenai tugas dan tanggung jawab kita sebagai orangtua. Saya mulai membandingkan antara menyusun potongan puzzle dengan mendidik dan membesarkan anak kita di jaman post millenium ini. Kita seakan-akan sedang berusaha menyusun potongan puzzle kehidupan anak kita. Saya memikirkan bahwa Allah telah menetapkan rencana yang terbaik dan terindah bagi anak kita. Hal ini juga berlaku bagi diri kita.

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Menyusun puzzle kehidupan anak kita" atau klik Read More di bawah ini ..................... 

Tuesday, May 9, 2017

Meningkatkan kecerdasan anak melalui hal sederhana.

MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK MELALUI HAL SEDERHANA

Pada saat ini, bukan merupakan hal yang aneh bila kita mendapati ada anak-anak TK atau SD kelas 1 yang begitu padat jadwal kegiatannya. Pagi hari pergi ke sekolah, lalu les membaca,menulis, berhitung dan mengambar setelah tidur siang, kemudian dilanjutkan dengan les piano atau biola pada malam hari. Demikian aktivitas sang anak setiap hari. Ketika mendapatkan fakta ini, saya sering berpikir, apakah memang perlu demikian?. Saya percaya orangtua memiliki maksud yang baik bagi anaknya, yaitu berusaha meningkatkan kecerdasan anaknya dengan berbagai metode pembelajaran yang dipromosikan oleh lembaga pendidikan non formal, namun apakah cara demikian tepat untuk menolong anak kita tumbuh semakin cerdas atau jangan-jangan malah membuatnya menjadi kelelahan sehingga justru mengakibatkan ia tidak maksimal dalam menyerap materi pelajaran? dan lebih mengenaskan lagi, bila ternyata apa yang kita lakukan sama sekali tidak menolongnya untuk menjadi semakin cerdas. Tentu hal ini perlu kita kaji secara mendalam. 
Berikut ini ada beberapa cara sederhana yang saya harapkan dapat menjadi saran dan pertimbangan untuk dilakukan oleh orangtua supaya dapat meningkatkan kecerdasan(kecerdasan intelektual, emosi, moral dan spiritual) yaitu :

1. Arahkan ia lebih banyak berbicara tentang apa yang ia pikirkan.
Sebagai orangtua, sering kali kita merasa agak terganggu ketika anak kita bicara terlalu banyak. Apalagi bila ia berbicara kepada kita di saat kita sedang sibuk ataupun marah dan tidak memiliki mood untuk berbicara. Biasanya saat itu kita akan memerintahkan ia untuk diam. Namun tahukah kita, bahwa dengan melakukan hal demikian, kita justru menghambat pertumbuhan kecerdasannya. Seperti yang disebutkan di atas, kecerdasan manusia tidak hanya berbicara mengenai kecerdasan intelektual saja, namun juga kecerdasan emosi, moral dan spiritual. Kita tahu bahwa masa kanak-kanak merupakan masa terbaik baginya untuk membentuk dan meningkatkan kecerdasannya. Masa kanak-kanak merupakan masa di mana ia perlu banyak mendapat kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi lingkungannya, dan hasil pembelajaran melalui panca inderanya perlu diekspresikan keluar, dan salah satu caranya yaitu berbicara. Sebab itulah, hendaknya kita sebagai orangtua jangan selalu melarang anak kita berbicara atau berkomentar tentang sesuatu. Sikap yang tepat adalah kita mengarahkan pembicaraan atau komentarnya atas sesuatu. Kalau pun ada komentar atau pembicaraan  yang tidak sopan, hendaknya kita tetap menghargai dirinya. Jangalah memarahi ia dihadapan orang lain atas komentarnya, apalagi di depan muka orangtua temannya. Berikanlah rasa aman kepadanya untuk menyampaikan pendapat dan mendiskusikan sesuatu.

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Meningkatkan kecerdasan anak melalui hal sederhana" atau klik Read More di bawah ini ..................... 

Wednesday, February 15, 2017

Kerjasama orangtua dan pihak sekolah Kristen ...........

KERJASAMA ORANGTUA DAN PIHAK SEKOLAH KRISTEN BAGI KEBERHASILAN ANAK.

Saya percaya semua orangtua akan setuju bahwa tantangan dunia ini semakin lama semakin berat. Jikalau kita membandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, ketika kita masih remaja ataupun pemuda, kita akan mendapati bahwa kesulitan dan ancaman di zaman ini jauh lebih besar bagi anak-anak kita. Segala kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tidak mampu membendung ancaman, bagi terkadang justru mendatangkan ancaman bagi masa depan anak-anak kita. Misalkan, ketika kita remaja, pornografi mungkin belum menjadi ancaman yang berarti untuk merusak moral generasi kita saat itu, namun kini, dengan kemudahan dan kecepatan akses internet, ancaman itu jelas sudah sampai di muka pintu rumah kita, bahkan masuk ke dalam kamar anak-anak kita. Memang tidak dipungkiri, bahwa teknologi dan ilmu pengetahuan juga membawa kebaikan yang cukup besar, namun seiring dengan itu, ilmu pengetahuan dan teknologi juga menciptakan peluang kejahatan yang jauh lebih besar. Karena itulah, di saat ini, orangtua harus bekerja sama dengan pihak sekolah Kristen untuk mendidik anak mereka agar kerusakan moralitas dan kegagalan pencapaian tujuan hidup dapat dihindarkan.
Bagaimanakah kerjasama ini dapat direalisasikan agar anak-anak dapat menang dalam pertempuran yang menghadang perjalanan kehidupan mereka?

Beberapa saran di bawah ini mungkin dapat membantu :

1. Fokus pada persoalan keselamatan jiwa anak.

Orangtua dan sekolah Kristen memiliki peranan yang sangat krusial dalam kehidupan seorang anak. Tidak dapat dipungkiri bahwa keduanya memiliki peran penting agar kehidupan anak tersebut berhasil. Urgensitas ini adalah peranan dalam keselamatan jiwa anak. Mengapa saya kategorikan sebagai hal yang terutama? Karena hanya anak-anak yang telah sungguh-sungguh memiliki keselamatan dalam hidupnya akan mampu menjaga dirinya sendiri. Saya percaya kita sebagai orangtua menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa mengawasi anak kita 24 jam, apa yang ia kerjakan, apa yang ia pikirkan dan sebagainya. Bahkan sedekat apapun relasi kita dengan anak kita, saya dapat simpulkan bahwa kita tidak mungkin tahu keseluruhan jalan pikiran anak kita. Sebab itu, kita perlu menyerahkannya kepada sang penciptanya, yaitu Tuhan yang mampu menjaga, berbicara dan mengarahkan serta membimbingnya agar berjalan di jalan yang benar. Hanya Kristus Tuhan yang mampu mengobati luka hatinya, menghibur ketika ia berduka dan memberikan kekuatan untuk bangkit ketika ia terjatuh ataupun mengalami kegagalan.

Untuk membaca lengkap artikel ini, anda dapat klik ke judul di atas, "Kerjasana orangtua dan pihak sekolah Kristen" atau klik Read More di bawah ini .....................